Kedung Tumpang, Angel's Billabongnya Jawa Timur Ada di Kabupaten Tulungagung
Kedung Tumpang, Angel's Billabongnya Jawa Timur Ada di Kabupaten Tulungagung
Jika menyebut pantai anti mainstream, Kedung Tumpang di Tulungagung layak disebut. Inilah pantai di
Tulungagung dengan kolam renang alami terindah di Pulau Jawa.
Rasanya tak berlebihan menyebut Kedung Tumpang sebagai pantai anti mainstream terindah di Pulau Jawa. Pantai ini sebenarnya adalah gugusan karang yang tergerus ombak, sehingga membentuk cekungan alami kolam laguna yang terisi air laut.
Bentuk laguna Kedung Tumpang pun indah, airnya bening dan traveler bisa berenang dengan asyik di sini. Seperti punya kolam renang pribadi dengan view cantik menuju ke laut lepas. Tak ada bandingannya!
(Instagram/Anton Saylle)
Namun perlu diingat, traveler hanya boleh berenang di laguna Kedung Tumpang ini saat sedang surut saja, yaitu pada pagi hari. Saat air laut sedang pasang, otomatis kita tidak diperbolehkan untuk berenang di Kedung Tumpang karena ombak di sekitar sangatlah kencang, dan sangat berbahaya untuk berenang. Bisa-bisa hanyut terbawa arus laut selatan yang ganas!
Pantai Kedung Tumpang terletak di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Lebih tepatnya berada di Desa Pucanglaban, Kecamatan Pucanglaban.
Rutenya searah dengan Pantai Molang, traveler belok kanan saja pada pertigaan sebelum Pantai Molang. Lurus terus sampai melewati Jalan Makadam dan beberapa ladang penduduk, sampailah ke Kedung Tumpang. Jika kurang jelas, tinggal bertanya saja ke penduduk sekitar, pasti akan ditunjukkan ke jalan yang benar.
(Instagram/@fajarriop)
Untuk menuju ke Pantai Kedung Tumpang tidak dikenakan biaya masuk khusus, hanya membayar biaya parkir saja sebesar Rp 5 ribu per motor. Mengingat jalan menuju ke destinasi ini masih belum terbangun dengan mulus, opsi kendaraan roda dua menjadi oda transportasi terbaik menuju ke Kedung Tumpang.
Setelah memarkirkan kendaraan, traveler tinggal berjalan kaki menuruni tebing hingga sampai ke Pantai Kedung Tumpang. Karena jalannya masih belum terlalu bagus, disarankan menggunakan alas kaki yang memadai, jangan menggunakan sandal jepit. Tetap berhati-hati dan waspada akan bahaya yang mengancam.
(Instagram/@tintin_24)
Saat sudah sampai ke Pantai Kedung Tumpang, sulitnya akses menuju ke surga tersembunyi ini langsung terbayar sudah. Pantai karang berlaguna alami ini sungguhlah indah. Tak cukup kata-kata untuk menggambarkannya, traveler harus membuktikan sendiri keindahannya.
Langsung saja bersiap untuk menceburkan diri ke kolam renang alami yang menggoda ini. Airnya kernih, pemandangannnya indah. Dijamin puas main air di Kedung Tumpang!
Traveler yang tergiur akan keindahan Kedung Tumpang langsung saja rencanakan perjalanan untuk menuju ke Tulungagung. Namun ingat jaga kebersihan dan jangan melakukan vandalisme ya traveler. Kapan lagi berenang di kolam renang alami seindah Kedung Tumpang?
(Instagram/@terlahirtampan)
Pantai Sanggar: The
Dreamland of Tulungagung (Pantai yang Masih Alami)
27 April 2016 09:08:24 Diperbarui: 27 April 2016 09:38:29 Dibaca : 1,399
Komentar : 5 Nilai : 3 Durasi Baca : 4 menit
Sebagai sebuah kabupaten yang berbatasan dengan Samudera Indonesia,
Tulungagung memiliki banyak pantai yang potensial untuk dikembangkan
sebaga tempat wisata, salah satuya yaitu pantai sanggar terletak di Desa
Jengglungharjo Kecamatan Tanggunggunung Kabupaten Tulungagung Propinsi
Jawa Timur. Lokasi pantai tersebut berjarak 30 km atau sekitar 1 jam 45
menit dari pusat Tulungagung. Pantai sanggar juga disebut sebagai The
Dreamland of Tulungagung. Letak pantai sanggar berdekatan dengan pantai
sine, jarak pantai sanggar ke pantai sine kira-kira 3 km (jarak
lurus/udara). Pantai sine terletak disebelah timur pantai sanggar,
sedangakan sebelaah barat pantai sanggar yaitu pantai pathok gebang.
Pantai pathok gebang mempunyai fenomena yang menarik yaitu ketika air
laut pasang, kita bisa melihat ombak yg menabrak karang dan menjulang
tinggi hingga mencapai 15-20 meter. Di antara pantai Sine dan Sanggar
ada sebuah Pantai yaitu Pantai Ngalur. Pantai Ngalur jaraknya lebih
dekat dengan Sine, yaitu hanya sekitar 2,5 km saja. Jika Area Wisata
Sine - Ngalur - Sanggar dan Pathok Gebang dibuka, maka akan menjadi
primadona baru pecinta wisata di Jawa Timur maupun wisatawan
domestik/nasional.
Tepatnya pada hari sabtu bulan juni 2014 saya dan teman-teman pergi ke
pantai sanggar, kami kira-kira 32 0rang (teman satu kelas waktu SMA)
berangkat dari rumah sekitar pukul 07.00 wib. Kami sampai pantai sanggar
sekitar jam 10.00 wib, karena kita sempat tersesat. Jalur di pantai
sanggar pada saat itu tidak ada petunjuk arah maka dari itu kami
tersesat. Sebelum sampai di pantai sanggar kita melewati hutan sekitar
45 menitan. Jalan arah menuju hutan pada saat itu masih macadam,
sedangkan waktu masuk hutan jalanya masih tanah. Jalan yang dilalui
hanya cukup untuk satu motor saja.
Untuk jalan menuju pantai sanggar hampir sama seperti pantai-pantai
lainnya di kecamatan tanggunggunung, yaitu dari arah pusat kota
tulungagung menuju kecamatan campurdarat. Sesampainya di pertigaan pasar
campurdarat belok ke kiri menuju arah pantai popoh. Sekitar 7 km
setelah pasar campurdarat ada pertigaan SMAN 1 Campurdarat. Di pertigaan
tersebut belok ke kiri menuju ke arah tanggunggunung. Untuk menuju
pantai sanggar ikuti terus jalan yang paling lebar hingga menemukan
pasar tanggunggunung. Dari pasar tanggunggunung masih terus hingga SMPN 1
tanggung gunung. Tepat di depan smp ada pertigaan, dan pantai berada di
arah kanan. Dari pertigaan tersebut ke arah pantai masih belasan
kilometer, jadi masih cukup jauh. Setelah menenpuh perjalanan panjang
wisatawan akan sampai di kampung terakhir yang ditandai dengan gapura
bertuliskan pantai sanggar. Setelah sampai di gapura, terus saja hingga
menemukan mushola di kanan jalan. Gang ke pantai sanggar berada di
samping mushola. Karena jalan sempit dan terjal, hanya sepeda motor yang
bisa masuk. Untuk mencapai pantai ada dua pilihan, pertama memarkir
sepeda motor di warung setelah masuk gang, yang kedua adalah membawa
sepeda motor sampai bibir pantai. Kalau cuaca cerah dan tidak habis
hujan, pengunjung bisa memarkir sepeda motor ke pantai, tetapi jalannya
cukup terjal dan sulit. Ketika tanah basah dan habis hujan, lebih
dianjurkan untuk memarkir kendaraan di warung walaupun jalan menuju
pantai masih jauh.
Pada saat perjalan ada satu motor tidak kuat untuk naik di jalan
tanjakan, akirnya para cewek-cewek yang dibonceng turun utuk jalan kaki
di jalan tanjakan tersebut. Sesudah jalan tanjakan habis maka para cewek
naik motor lagi. Pada saat jalan susah saya dan teman saya panji (satu
motor) tertinggal oleh rombongan, karena jalan yang rusak saya dan panji
pelan-pelan. Sedangkan teman-teman saya pada ngebut. Setelah itu kami
menemuan jalan bercabang yaitu arah barat dan selatan, akhirnya saya
menelpon teman saya namun di tempat tersebut tidak ada signal dan saya
harus mutar-mutar untuk mencari signal. Akhirnya telpon saya terhubung
dengan ponsel teman saya dan arah menuju pantai sanggar yaitu arah
barat. Akhirnya saya dan panji sampai pantai sanggar juga. Setelah kami
semua berkumpul akhirnya kami menikmati indahnya pantai sanggar. Pantai
sanggar mempunyai pasir yang putih, bersih, air launtnya masih biru
sungguh pantai sanggar masih alami, hal ini bisa dilihat adanya biota
laut yang bisa dilihat di pantai sanggar, pada saat itu sya melihat ada
ikan-ikan kecil dan duri babi yang ada dikarang-karang.
Selain itu pantai sanggar mempunyai karang-karang yang bagus untuk
berfoto dan juga ombak yang besar, maka dari itu tidak salah kalau
pantai sanggar disebut The Dreamland of Tulungagung. Namun sayang di
pantai sanggar belum di olah oleh pemerintah, jadi hanya di olah
seadanya oleh penduduk sekitar pantai. Pada saat kami kesana kami ketemu
oleh bapak-bapak yang sedang mencari ikan dan saya sempat
berbincang-bingcang dengan bapak tersebut, katanya kalau hari minggu ada
warga yang menjaga pintu masuk (pos sebelum masuk hutan) itu biasanya
diwajibkan bayar suka rela sebelum masuk hutan, tapi pada saat itu tidak
ada yang jaga, akirnya kami masuk dengan gratis hehehehe. Selain itu
dipantai sanggar tidak ada orang yang jualan kecuali hari minggu,
pantesan pada saat saya kesana Cuma ada 2 gubuk kecil yang sedang
kosong. Di pantai sanggar juaga belum ada kamar mandinya, karena kami
mau bermain air dan sudah membawa baju ganti akirnya kami ganti baju di
tutupi handuk oleh teman-teman perempuan lain hehheheh.
Akhirnya kami bersenang-senang di pantai sanggar, karena pada saat itu
yang datang hanya kami saja maka seperti milik pribadi. Kami disana
bermain air berfoto-foto dan masih banyak keseruan lainnya. Setelah kami
puas berseru-seruan dengan air, kami kelaparan untung saja semua sudah
dipersiapkan, jadi kita masak mie isntan bareng-bareng disana. Selama
kita masak mie kita sempatkan untuk berfoto-foto serta bercanda ria
mengingat pada waktu SMA dulu. Setelah kenyang makan akirnya kami main
air laut lagi, berjalan ke karang, berfoto-foto sampai capek. Akirnya
waktu menunjukan pukul 14.00 wib dan kami siap-siap untuk pulang. Pada
saat perjalanan pulang ada ban teman saya yang bocor, untung pada saat
itu kami sudah sampai di pemukiman warga, selagi menunggu ban teman saya
ditambak kami sholat dan istirahat di musola sebelah tempat tambal ban.
Setelah ban selesai di tambal kami melanjutkan perjalanan pulang. Saya
sampai rumah sekitar jam 16.30 wib.
Pantai sanggar merupakan pantai yang sangat indah dari pantai-pantai
yang pernah saya kunjungi, namun sangat disayangkan belum ada
pengelolahan dari pemerintah terutama pada askes jalan ke pantai
sanggar. Semoga saja pada tahun ini pantai sanggar sudah di benahi
sehingga bisa menambah para wisatawan untuk berkunjung. Selain itu
penduduk juga harus di ikut sertakan dalam pengelolahan pantai sanggar,
karena hal ini bisa meningkatkan perekonomian penduduk sekitar. Jangan
lupa juga untuk para wistawan jang buang sampah sembarangan, supaya
tidak banyak sampah dan keindahan pantai sanggar tetap terjaga.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/elaa/pantai-sanggar-the-dreamland-of-tulungagung-pantai-yang-masih-alami_57201f0a307a611805388d9f
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/elaa/pantai-sanggar-the-dreamland-of-tulungagung-pantai-yang-masih-alami_57201f0a307a611805388d9f
Pantai Sanggar: The
Dreamland of Tulungagung (Pantai yang Masih Alami)
27 April 2016 09:08:24 Diperbarui: 27 April 2016 09:38:29 Dibaca : 1,399
Komentar : 5 Nilai : 3 Durasi Baca : 4 menit
Sebagai sebuah kabupaten yang berbatasan dengan Samudera Indonesia,
Tulungagung memiliki banyak pantai yang potensial untuk dikembangkan
sebaga tempat wisata, salah satuya yaitu pantai sanggar terletak di Desa
Jengglungharjo Kecamatan Tanggunggunung Kabupaten Tulungagung Propinsi
Jawa Timur. Lokasi pantai tersebut berjarak 30 km atau sekitar 1 jam 45
menit dari pusat Tulungagung. Pantai sanggar juga disebut sebagai The
Dreamland of Tulungagung. Letak pantai sanggar berdekatan dengan pantai
sine, jarak pantai sanggar ke pantai sine kira-kira 3 km (jarak
lurus/udara). Pantai sine terletak disebelah timur pantai sanggar,
sedangakan sebelaah barat pantai sanggar yaitu pantai pathok gebang.
Pantai pathok gebang mempunyai fenomena yang menarik yaitu ketika air
laut pasang, kita bisa melihat ombak yg menabrak karang dan menjulang
tinggi hingga mencapai 15-20 meter. Di antara pantai Sine dan Sanggar
ada sebuah Pantai yaitu Pantai Ngalur. Pantai Ngalur jaraknya lebih
dekat dengan Sine, yaitu hanya sekitar 2,5 km saja. Jika Area Wisata
Sine - Ngalur - Sanggar dan Pathok Gebang dibuka, maka akan menjadi
primadona baru pecinta wisata di Jawa Timur maupun wisatawan
domestik/nasional.
Tepatnya pada hari sabtu bulan juni 2014 saya dan teman-teman pergi ke
pantai sanggar, kami kira-kira 32 0rang (teman satu kelas waktu SMA)
berangkat dari rumah sekitar pukul 07.00 wib. Kami sampai pantai sanggar
sekitar jam 10.00 wib, karena kita sempat tersesat. Jalur di pantai
sanggar pada saat itu tidak ada petunjuk arah maka dari itu kami
tersesat. Sebelum sampai di pantai sanggar kita melewati hutan sekitar
45 menitan. Jalan arah menuju hutan pada saat itu masih macadam,
sedangkan waktu masuk hutan jalanya masih tanah. Jalan yang dilalui
hanya cukup untuk satu motor saja.
Untuk jalan menuju pantai sanggar hampir sama seperti pantai-pantai
lainnya di kecamatan tanggunggunung, yaitu dari arah pusat kota
tulungagung menuju kecamatan campurdarat. Sesampainya di pertigaan pasar
campurdarat belok ke kiri menuju arah pantai popoh. Sekitar 7 km
setelah pasar campurdarat ada pertigaan SMAN 1 Campurdarat. Di pertigaan
tersebut belok ke kiri menuju ke arah tanggunggunung. Untuk menuju
pantai sanggar ikuti terus jalan yang paling lebar hingga menemukan
pasar tanggunggunung. Dari pasar tanggunggunung masih terus hingga SMPN 1
tanggung gunung. Tepat di depan smp ada pertigaan, dan pantai berada di
arah kanan. Dari pertigaan tersebut ke arah pantai masih belasan
kilometer, jadi masih cukup jauh. Setelah menenpuh perjalanan panjang
wisatawan akan sampai di kampung terakhir yang ditandai dengan gapura
bertuliskan pantai sanggar. Setelah sampai di gapura, terus saja hingga
menemukan mushola di kanan jalan. Gang ke pantai sanggar berada di
samping mushola. Karena jalan sempit dan terjal, hanya sepeda motor yang
bisa masuk. Untuk mencapai pantai ada dua pilihan, pertama memarkir
sepeda motor di warung setelah masuk gang, yang kedua adalah membawa
sepeda motor sampai bibir pantai. Kalau cuaca cerah dan tidak habis
hujan, pengunjung bisa memarkir sepeda motor ke pantai, tetapi jalannya
cukup terjal dan sulit. Ketika tanah basah dan habis hujan, lebih
dianjurkan untuk memarkir kendaraan di warung walaupun jalan menuju
pantai masih jauh.
Pada saat perjalan ada satu motor tidak kuat untuk naik di jalan
tanjakan, akirnya para cewek-cewek yang dibonceng turun utuk jalan kaki
di jalan tanjakan tersebut. Sesudah jalan tanjakan habis maka para cewek
naik motor lagi. Pada saat jalan susah saya dan teman saya panji (satu
motor) tertinggal oleh rombongan, karena jalan yang rusak saya dan panji
pelan-pelan. Sedangkan teman-teman saya pada ngebut. Setelah itu kami
menemuan jalan bercabang yaitu arah barat dan selatan, akhirnya saya
menelpon teman saya namun di tempat tersebut tidak ada signal dan saya
harus mutar-mutar untuk mencari signal. Akhirnya telpon saya terhubung
dengan ponsel teman saya dan arah menuju pantai sanggar yaitu arah
barat. Akhirnya saya dan panji sampai pantai sanggar juga. Setelah kami
semua berkumpul akhirnya kami menikmati indahnya pantai sanggar. Pantai
sanggar mempunyai pasir yang putih, bersih, air launtnya masih biru
sungguh pantai sanggar masih alami, hal ini bisa dilihat adanya biota
laut yang bisa dilihat di pantai sanggar, pada saat itu sya melihat ada
ikan-ikan kecil dan duri babi yang ada dikarang-karang.
Selain itu pantai sanggar mempunyai karang-karang yang bagus untuk
berfoto dan juga ombak yang besar, maka dari itu tidak salah kalau
pantai sanggar disebut The Dreamland of Tulungagung. Namun sayang di
pantai sanggar belum di olah oleh pemerintah, jadi hanya di olah
seadanya oleh penduduk sekitar pantai. Pada saat kami kesana kami ketemu
oleh bapak-bapak yang sedang mencari ikan dan saya sempat
berbincang-bingcang dengan bapak tersebut, katanya kalau hari minggu ada
warga yang menjaga pintu masuk (pos sebelum masuk hutan) itu biasanya
diwajibkan bayar suka rela sebelum masuk hutan, tapi pada saat itu tidak
ada yang jaga, akirnya kami masuk dengan gratis hehehehe. Selain itu
dipantai sanggar tidak ada orang yang jualan kecuali hari minggu,
pantesan pada saat saya kesana Cuma ada 2 gubuk kecil yang sedang
kosong. Di pantai sanggar juaga belum ada kamar mandinya, karena kami
mau bermain air dan sudah membawa baju ganti akirnya kami ganti baju di
tutupi handuk oleh teman-teman perempuan lain hehheheh.
Akhirnya kami bersenang-senang di pantai sanggar, karena pada saat itu
yang datang hanya kami saja maka seperti milik pribadi. Kami disana
bermain air berfoto-foto dan masih banyak keseruan lainnya. Setelah kami
puas berseru-seruan dengan air, kami kelaparan untung saja semua sudah
dipersiapkan, jadi kita masak mie isntan bareng-bareng disana. Selama
kita masak mie kita sempatkan untuk berfoto-foto serta bercanda ria
mengingat pada waktu SMA dulu. Setelah kenyang makan akirnya kami main
air laut lagi, berjalan ke karang, berfoto-foto sampai capek. Akirnya
waktu menunjukan pukul 14.00 wib dan kami siap-siap untuk pulang. Pada
saat perjalanan pulang ada ban teman saya yang bocor, untung pada saat
itu kami sudah sampai di pemukiman warga, selagi menunggu ban teman saya
ditambak kami sholat dan istirahat di musola sebelah tempat tambal ban.
Setelah ban selesai di tambal kami melanjutkan perjalanan pulang. Saya
sampai rumah sekitar jam 16.30 wib.
Pantai sanggar merupakan pantai yang sangat indah dari pantai-pantai
yang pernah saya kunjungi, namun sangat disayangkan belum ada
pengelolahan dari pemerintah terutama pada askes jalan ke pantai
sanggar. Semoga saja pada tahun ini pantai sanggar sudah di benahi
sehingga bisa menambah para wisatawan untuk berkunjung. Selain itu
penduduk juga harus di ikut sertakan dalam pengelolahan pantai sanggar,
karena hal ini bisa meningkatkan perekonomian penduduk sekitar. Jangan
lupa juga untuk para wistawan jang buang sampah sembarangan, supaya
tidak banyak sampah dan keindahan pantai sanggar tetap terjaga.
Ela Oktaviana
/elaa
Selengkapnya...
IKUTI
Share
Share
0
0
JADIKAN FAVORIT
KOMPASIANA ADALAH MEDIA WARGA, SETIAP KONTEN DIBUAT OLEH DAN MENJADI
TANGGUNGJAWAB PENULIS.
LABEL wisata
TANGGAPI DENGAN ARTIKEL
RESPONS : 0
NILAI : 3
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Aktual
Bermanfaat
Inspiratif
Menarik
Menghibur
Tidak Menarik
Unik
muniah
Menarik
Artha Nugraha Jonar
Menarik
AAA^NhuzQ
Menarik
KOMENTAR : 5
muniah04 Mei 2016 18:56:15
siiip.....semoga tulungagung bisa seperti di daerah lain...wisata
lebih dapat perhatian khusus dari pemerintah, agar wisatawan semakin
banyak yang datang......
Balas
Artha Nugraha Jonar27 April 2016 10:40:37
ya, tinggal nunggu fotonya nih
Balas
AAA^NhuzQ27 April 2016 09:15:33
klo ditambahin gambar2nya akan lebih bagus.
Balas
Ela Oktaviana27 April 2016 09:31:53
tadi waktu upload sudah saya tampilkan, tapi kenapa g muncul
ya....
Balas
AAA^NhuzQ27 April 2016 09:39:45
diedit ulang, dan jangan lupa isian referennya diisi dokumen
pribadi / dokpri, biar nggak dihapus admin
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari
Kompasiana
Featured Article
Mengintip Konsep Pasar Tradisional ala Swiss
Dewips
14 November
Headline
1
Pentingnya Mengingat Siklus Menstruasi, Jangan Tunggu Jadi Istri!
Listhia H Rahman
27 Januari 2017
2
Membandingkan Perayaan Imlek di Perth dan Sydney
TJIPTADINATA EFFENDI
27 Januari 2017
3
Jokowi, Kaesang dan Kisah Sherlock Holmes
Yudha Pratomo
27 Januari 2017
4
Inilah Pemenang Instagram Competition Ibis Styles Petitenget Bali!
Kompasiana
28 Januari 2017
5
Ketika Patrialis Akbar Belajar pada Akil Mochtar
Pebrianov
27 Januari 2017
Nilai Tertinggi
Agus-Sylvi Memang 'Ga Nyambung-an'
Herulono Murtopo
28 Januari
Ahok Itu Teman Bu Mega, Kasih Tahu Ya
Sibenyu
28 Januari
Ahok ‘Habisi’ Oknum Nakal
Sudut Seku
28 Januari
Madrid & Barca Hilangkan Logo Salib untuk Negara Timur Tengah,
Bagaimana dengan Indonesia?
Hery Syofyan
28 Januari
Debat Kedua, Pola Masih Sama
Akhmad Rijal
28 Januari
Terpopuler
Kegagalan Tina Talisa dalam Debat Kedua Pilgub DKI
Ongky Hojanto
28 Januari
Agus-Sylvi Memang 'Ga Nyambung-an'
Herulono Murtopo
28 Januari
Pasca Debat Pilgub DKI, Agus, Ahok, Anis, dan Gadis Sufi dari Gua
Wirosableng 212
Ninoy N Karundeng
28 Januari
Misteri Kehadiran Antasari Azhar dalam Debat Paslon Cagub/Cawagub DKI
Jakarta
Edi Abdullah
28 Januari
Wah, Ternyata Ada Kontroversi Menarik dibalik OTT Patrialis Akbar
Revaputra Sugito
28 Januari
Tren di Google
Pasca Debat Pilgub DKI, Agus, Ahok, Anis, dan Gadis Sufi dari Gua
Wirosableng 212
Ninoy N Karundeng
28 Januari 2017
Ahok Itu Teman Bu Mega, Kasih Tahu Ya
Sibenyu
28 Januari 2017
Agus-Sylvi Memang 'Ga Nyambung-an'
Herulono Murtopo
28 Januari 2017
Kegagalan Tina Talisa dalam Debat Kedua Pilgub DKI
Ongky Hojanto
28 Januari 2017
Wah, Ternyata Ada Kontroversi Menarik dibalik OTT Patrialis Akbar
Revaputra Sugito
28 Januari 2017
Gres
Membaca Kehadiran Mahasiswa dalam Acara Hiburan Televisi
irsyad kamaluddin
28 Januari
Perempuan dalam Film "Star Wars"
Farris Iskandar
28 Januari
Dari Wamen Menjadi Supir, From Zero to Hero
Norman Lianto
27 Januari
Lama Jam Belajar, Tak Menjamin Siswa Indonesia Berprestasi
Intanfd
27 Januari
Indonesia Itu Kaya Akan Budaya, Anda Yakin?
Rivqi Noerchollies
27 Januari
SOCIAL STREAM
Kompasiana
Museum sebagai tempat yang kurang menarik untuk dikunjungi menjadi
tantangan tersendiri bagi BPK. Museum ini dikemas dengan sentuhan modern
agar lebih banyak pengunjung yang tertarik untuk...
6 h
Kompasiana
Sesepi-sepinya pengunjung, tercatat 700 orang. Sedang maksimal mencapai
1.000 orang yang datang dari berbagai kalangan.
7 h
Kompasiana
1
Tidak ada pembacaan puisi, bentrok dengan aparat, bahkan tak terlihat
bendera-bendera merah dalam film “Istirahatlah Kata-kata”, tapi saya
pribadi dapat merasakan heroismenya bahkan tanpa...
8 h
Kompasiana
Alat ini mungkin bisa menjadi solusi untuk mengurangi kasus orang
hilang. Alat ini tak hanya bermanfaat untuk orang-orang yang menderita
penyakit gangguan ingatan, tetapi juga untuk orang-orang...
8 h
Kompasiana
Close Ads X
Tentang Kompasiana Syarat & Ketentuan Bantuan
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/elaa/pantai-sanggar-the-dreamland-of-tulungagung-pantai-yang-masih-alami_57201f0a307a611805388d9f
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/elaa/pantai-sanggar-the-dreamland-of-tulungagung-pantai-yang-masih-alami_57201f0a307a611805388d9f
Pantai Sanggar: The
Dreamland of Tulungagung (Pantai yang Masih Alami)
27 April 2016 09:08:24 Diperbarui: 27 April 2016 09:38:29 Dibaca : 1,399
Komentar : 5 Nilai : 3 Durasi Baca : 4 menit
Sebagai sebuah kabupaten yang berbatasan dengan Samudera Indonesia,
Tulungagung memiliki banyak pantai yang potensial untuk dikembangkan
sebaga tempat wisata, salah satuya yaitu pantai sanggar terletak di Desa
Jengglungharjo Kecamatan Tanggunggunung Kabupaten Tulungagung Propinsi
Jawa Timur. Lokasi pantai tersebut berjarak 30 km atau sekitar 1 jam 45
menit dari pusat Tulungagung. Pantai sanggar juga disebut sebagai The
Dreamland of Tulungagung. Letak pantai sanggar berdekatan dengan pantai
sine, jarak pantai sanggar ke pantai sine kira-kira 3 km (jarak
lurus/udara). Pantai sine terletak disebelah timur pantai sanggar,
sedangakan sebelaah barat pantai sanggar yaitu pantai pathok gebang.
Pantai pathok gebang mempunyai fenomena yang menarik yaitu ketika air
laut pasang, kita bisa melihat ombak yg menabrak karang dan menjulang
tinggi hingga mencapai 15-20 meter. Di antara pantai Sine dan Sanggar
ada sebuah Pantai yaitu Pantai Ngalur. Pantai Ngalur jaraknya lebih
dekat dengan Sine, yaitu hanya sekitar 2,5 km saja. Jika Area Wisata
Sine - Ngalur - Sanggar dan Pathok Gebang dibuka, maka akan menjadi
primadona baru pecinta wisata di Jawa Timur maupun wisatawan
domestik/nasional.
Tepatnya pada hari sabtu bulan juni 2014 saya dan teman-teman pergi ke
pantai sanggar, kami kira-kira 32 0rang (teman satu kelas waktu SMA)
berangkat dari rumah sekitar pukul 07.00 wib. Kami sampai pantai sanggar
sekitar jam 10.00 wib, karena kita sempat tersesat. Jalur di pantai
sanggar pada saat itu tidak ada petunjuk arah maka dari itu kami
tersesat. Sebelum sampai di pantai sanggar kita melewati hutan sekitar
45 menitan. Jalan arah menuju hutan pada saat itu masih macadam,
sedangkan waktu masuk hutan jalanya masih tanah. Jalan yang dilalui
hanya cukup untuk satu motor saja.
Untuk jalan menuju pantai sanggar hampir sama seperti pantai-pantai
lainnya di kecamatan tanggunggunung, yaitu dari arah pusat kota
tulungagung menuju kecamatan campurdarat. Sesampainya di pertigaan pasar
campurdarat belok ke kiri menuju arah pantai popoh. Sekitar 7 km
setelah pasar campurdarat ada pertigaan SMAN 1 Campurdarat. Di pertigaan
tersebut belok ke kiri menuju ke arah tanggunggunung. Untuk menuju
pantai sanggar ikuti terus jalan yang paling lebar hingga menemukan
pasar tanggunggunung. Dari pasar tanggunggunung masih terus hingga SMPN 1
tanggung gunung. Tepat di depan smp ada pertigaan, dan pantai berada di
arah kanan. Dari pertigaan tersebut ke arah pantai masih belasan
kilometer, jadi masih cukup jauh. Setelah menenpuh perjalanan panjang
wisatawan akan sampai di kampung terakhir yang ditandai dengan gapura
bertuliskan pantai sanggar. Setelah sampai di gapura, terus saja hingga
menemukan mushola di kanan jalan. Gang ke pantai sanggar berada di
samping mushola. Karena jalan sempit dan terjal, hanya sepeda motor yang
bisa masuk. Untuk mencapai pantai ada dua pilihan, pertama memarkir
sepeda motor di warung setelah masuk gang, yang kedua adalah membawa
sepeda motor sampai bibir pantai. Kalau cuaca cerah dan tidak habis
hujan, pengunjung bisa memarkir sepeda motor ke pantai, tetapi jalannya
cukup terjal dan sulit. Ketika tanah basah dan habis hujan, lebih
dianjurkan untuk memarkir kendaraan di warung walaupun jalan menuju
pantai masih jauh.
Pada saat perjalan ada satu motor tidak kuat untuk naik di jalan
tanjakan, akirnya para cewek-cewek yang dibonceng turun utuk jalan kaki
di jalan tanjakan tersebut. Sesudah jalan tanjakan habis maka para cewek
naik motor lagi. Pada saat jalan susah saya dan teman saya panji (satu
motor) tertinggal oleh rombongan, karena jalan yang rusak saya dan panji
pelan-pelan. Sedangkan teman-teman saya pada ngebut. Setelah itu kami
menemuan jalan bercabang yaitu arah barat dan selatan, akhirnya saya
menelpon teman saya namun di tempat tersebut tidak ada signal dan saya
harus mutar-mutar untuk mencari signal. Akhirnya telpon saya terhubung
dengan ponsel teman saya dan arah menuju pantai sanggar yaitu arah
barat. Akhirnya saya dan panji sampai pantai sanggar juga. Setelah kami
semua berkumpul akhirnya kami menikmati indahnya pantai sanggar. Pantai
sanggar mempunyai pasir yang putih, bersih, air launtnya masih biru
sungguh pantai sanggar masih alami, hal ini bisa dilihat adanya biota
laut yang bisa dilihat di pantai sanggar, pada saat itu sya melihat ada
ikan-ikan kecil dan duri babi yang ada dikarang-karang.
Selain itu pantai sanggar mempunyai karang-karang yang bagus untuk
berfoto dan juga ombak yang besar, maka dari itu tidak salah kalau
pantai sanggar disebut The Dreamland of Tulungagung. Namun sayang di
pantai sanggar belum di olah oleh pemerintah, jadi hanya di olah
seadanya oleh penduduk sekitar pantai. Pada saat kami kesana kami ketemu
oleh bapak-bapak yang sedang mencari ikan dan saya sempat
berbincang-bingcang dengan bapak tersebut, katanya kalau hari minggu ada
warga yang menjaga pintu masuk (pos sebelum masuk hutan) itu biasanya
diwajibkan bayar suka rela sebelum masuk hutan, tapi pada saat itu tidak
ada yang jaga, akirnya kami masuk dengan gratis hehehehe. Selain itu
dipantai sanggar tidak ada orang yang jualan kecuali hari minggu,
pantesan pada saat saya kesana Cuma ada 2 gubuk kecil yang sedang
kosong. Di pantai sanggar juaga belum ada kamar mandinya, karena kami
mau bermain air dan sudah membawa baju ganti akirnya kami ganti baju di
tutupi handuk oleh teman-teman perempuan lain hehheheh.
Akhirnya kami bersenang-senang di pantai sanggar, karena pada saat itu
yang datang hanya kami saja maka seperti milik pribadi. Kami disana
bermain air berfoto-foto dan masih banyak keseruan lainnya. Setelah kami
puas berseru-seruan dengan air, kami kelaparan untung saja semua sudah
dipersiapkan, jadi kita masak mie isntan bareng-bareng disana. Selama
kita masak mie kita sempatkan untuk berfoto-foto serta bercanda ria
mengingat pada waktu SMA dulu. Setelah kenyang makan akirnya kami main
air laut lagi, berjalan ke karang, berfoto-foto sampai capek. Akirnya
waktu menunjukan pukul 14.00 wib dan kami siap-siap untuk pulang. Pada
saat perjalanan pulang ada ban teman saya yang bocor, untung pada saat
itu kami sudah sampai di pemukiman warga, selagi menunggu ban teman saya
ditambak kami sholat dan istirahat di musola sebelah tempat tambal ban.
Setelah ban selesai di tambal kami melanjutkan perjalanan pulang. Saya
sampai rumah sekitar jam 16.30 wib.
Pantai sanggar merupakan pantai yang sangat indah dari pantai-pantai
yang pernah saya kunjungi, namun sangat disayangkan belum ada
pengelolahan dari pemerintah terutama pada askes jalan ke pantai
sanggar. Semoga saja pada tahun ini pantai sanggar sudah di benahi
sehingga bisa menambah para wisatawan untuk berkunjung. Selain itu
penduduk juga harus di ikut sertakan dalam pengelolahan pantai sanggar,
karena hal ini bisa meningkatkan perekonomian penduduk sekitar. Jangan
lupa juga untuk para wistawan jang buang sampah sembarangan, supaya
tidak banyak sampah dan keindahan pantai sanggar tetap terjaga.
Ela Oktaviana
/elaa
Selengkapnya...
IKUTI
Share
Share
0
0
JADIKAN FAVORIT
KOMPASIANA ADALAH MEDIA WARGA, SETIAP KONTEN DIBUAT OLEH DAN MENJADI
TANGGUNGJAWAB PENULIS.
LABEL wisata
TANGGAPI DENGAN ARTIKEL
RESPONS : 0
NILAI : 3
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Aktual
Bermanfaat
Inspiratif
Menarik
Menghibur
Tidak Menarik
Unik
muniah
Menarik
Artha Nugraha Jonar
Menarik
AAA^NhuzQ
Menarik
KOMENTAR : 5
muniah04 Mei 2016 18:56:15
siiip.....semoga tulungagung bisa seperti di daerah lain...wisata
lebih dapat perhatian khusus dari pemerintah, agar wisatawan semakin
banyak yang datang......
Balas
Artha Nugraha Jonar27 April 2016 10:40:37
ya, tinggal nunggu fotonya nih
Balas
AAA^NhuzQ27 April 2016 09:15:33
klo ditambahin gambar2nya akan lebih bagus.
Balas
Ela Oktaviana27 April 2016 09:31:53
tadi waktu upload sudah saya tampilkan, tapi kenapa g muncul
ya....
Balas
AAA^NhuzQ27 April 2016 09:39:45
diedit ulang, dan jangan lupa isian referennya diisi dokumen
pribadi / dokpri, biar nggak dihapus admin
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari
Kompasiana
Featured Article
Mengintip Konsep Pasar Tradisional ala Swiss
Dewips
14 November
Headline
1
Pentingnya Mengingat Siklus Menstruasi, Jangan Tunggu Jadi Istri!
Listhia H Rahman
27 Januari 2017
2
Membandingkan Perayaan Imlek di Perth dan Sydney
TJIPTADINATA EFFENDI
27 Januari 2017
3
Jokowi, Kaesang dan Kisah Sherlock Holmes
Yudha Pratomo
27 Januari 2017
4
Inilah Pemenang Instagram Competition Ibis Styles Petitenget Bali!
Kompasiana
28 Januari 2017
5
Ketika Patrialis Akbar Belajar pada Akil Mochtar
Pebrianov
27 Januari 2017
Nilai Tertinggi
Agus-Sylvi Memang 'Ga Nyambung-an'
Herulono Murtopo
28 Januari
Ahok Itu Teman Bu Mega, Kasih Tahu Ya
Sibenyu
28 Januari
Ahok ‘Habisi’ Oknum Nakal
Sudut Seku
28 Januari
Madrid & Barca Hilangkan Logo Salib untuk Negara Timur Tengah,
Bagaimana dengan Indonesia?
Hery Syofyan
28 Januari
Debat Kedua, Pola Masih Sama
Akhmad Rijal
28 Januari
Terpopuler
Kegagalan Tina Talisa dalam Debat Kedua Pilgub DKI
Ongky Hojanto
28 Januari
Agus-Sylvi Memang 'Ga Nyambung-an'
Herulono Murtopo
28 Januari
Pasca Debat Pilgub DKI, Agus, Ahok, Anis, dan Gadis Sufi dari Gua
Wirosableng 212
Ninoy N Karundeng
28 Januari
Misteri Kehadiran Antasari Azhar dalam Debat Paslon Cagub/Cawagub DKI
Jakarta
Edi Abdullah
28 Januari
Wah, Ternyata Ada Kontroversi Menarik dibalik OTT Patrialis Akbar
Revaputra Sugito
28 Januari
Tren di Google
Pasca Debat Pilgub DKI, Agus, Ahok, Anis, dan Gadis Sufi dari Gua
Wirosableng 212
Ninoy N Karundeng
28 Januari 2017
Ahok Itu Teman Bu Mega, Kasih Tahu Ya
Sibenyu
28 Januari 2017
Agus-Sylvi Memang 'Ga Nyambung-an'
Herulono Murtopo
28 Januari 2017
Kegagalan Tina Talisa dalam Debat Kedua Pilgub DKI
Ongky Hojanto
28 Januari 2017
Wah, Ternyata Ada Kontroversi Menarik dibalik OTT Patrialis Akbar
Revaputra Sugito
28 Januari 2017
Gres
Membaca Kehadiran Mahasiswa dalam Acara Hiburan Televisi
irsyad kamaluddin
28 Januari
Perempuan dalam Film "Star Wars"
Farris Iskandar
28 Januari
Dari Wamen Menjadi Supir, From Zero to Hero
Norman Lianto
27 Januari
Lama Jam Belajar, Tak Menjamin Siswa Indonesia Berprestasi
Intanfd
27 Januari
Indonesia Itu Kaya Akan Budaya, Anda Yakin?
Rivqi Noerchollies
27 Januari
SOCIAL STREAM
Kompasiana
Museum sebagai tempat yang kurang menarik untuk dikunjungi menjadi
tantangan tersendiri bagi BPK. Museum ini dikemas dengan sentuhan modern
agar lebih banyak pengunjung yang tertarik untuk...
6 h
Kompasiana
Sesepi-sepinya pengunjung, tercatat 700 orang. Sedang maksimal mencapai
1.000 orang yang datang dari berbagai kalangan.
7 h
Kompasiana
1
Tidak ada pembacaan puisi, bentrok dengan aparat, bahkan tak terlihat
bendera-bendera merah dalam film “Istirahatlah Kata-kata”, tapi saya
pribadi dapat merasakan heroismenya bahkan tanpa...
8 h
Kompasiana
Alat ini mungkin bisa menjadi solusi untuk mengurangi kasus orang
hilang. Alat ini tak hanya bermanfaat untuk orang-orang yang menderita
penyakit gangguan ingatan, tetapi juga untuk orang-orang...
8 h
Kompasiana
Close Ads X
Tentang Kompasiana Syarat & Ketentuan Bantuan
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/elaa/pantai-sanggar-the-dreamland-of-tulungagung-pantai-yang-masih-alami_57201f0a307a611805388d9f
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/elaa/pantai-sanggar-the-dreamland-of-tulungagung-pantai-yang-masih-alami_57201f0a307a611805388d9f
Pantai Sanggar: The
Dreamland of Tulungagung (Pantai yang Masih Alami)
27 April 2016 09:08:24 Diperbarui: 27 April 2016 09:38:29 Dibaca : 1,399
Komentar : 5 Nilai : 3 Durasi Baca : 4 menit
Sebagai sebuah kabupaten yang berbatasan dengan Samudera Indonesia,
Tulungagung memiliki banyak pantai yang potensial untuk dikembangkan
sebaga tempat wisata, salah satuya yaitu pantai sanggar terletak di Desa
Jengglungharjo Kecamatan Tanggunggunung Kabupaten Tulungagung Propinsi
Jawa Timur. Lokasi pantai tersebut berjarak 30 km atau sekitar 1 jam 45
menit dari pusat Tulungagung. Pantai sanggar juga disebut sebagai The
Dreamland of Tulungagung. Letak pantai sanggar berdekatan dengan pantai
sine, jarak pantai sanggar ke pantai sine kira-kira 3 km (jarak
lurus/udara). Pantai sine terletak disebelah timur pantai sanggar,
sedangakan sebelaah barat pantai sanggar yaitu pantai pathok gebang.
Pantai pathok gebang mempunyai fenomena yang menarik yaitu ketika air
laut pasang, kita bisa melihat ombak yg menabrak karang dan menjulang
tinggi hingga mencapai 15-20 meter. Di antara pantai Sine dan Sanggar
ada sebuah Pantai yaitu Pantai Ngalur. Pantai Ngalur jaraknya lebih
dekat dengan Sine, yaitu hanya sekitar 2,5 km saja. Jika Area Wisata
Sine - Ngalur - Sanggar dan Pathok Gebang dibuka, maka akan menjadi
primadona baru pecinta wisata di Jawa Timur maupun wisatawan
domestik/nasional.
Tepatnya pada hari sabtu bulan juni 2014 saya dan teman-teman pergi ke
pantai sanggar, kami kira-kira 32 0rang (teman satu kelas waktu SMA)
berangkat dari rumah sekitar pukul 07.00 wib. Kami sampai pantai sanggar
sekitar jam 10.00 wib, karena kita sempat tersesat. Jalur di pantai
sanggar pada saat itu tidak ada petunjuk arah maka dari itu kami
tersesat. Sebelum sampai di pantai sanggar kita melewati hutan sekitar
45 menitan. Jalan arah menuju hutan pada saat itu masih macadam,
sedangkan waktu masuk hutan jalanya masih tanah. Jalan yang dilalui
hanya cukup untuk satu motor saja.
Untuk jalan menuju pantai sanggar hampir sama seperti pantai-pantai
lainnya di kecamatan tanggunggunung, yaitu dari arah pusat kota
tulungagung menuju kecamatan campurdarat. Sesampainya di pertigaan pasar
campurdarat belok ke kiri menuju arah pantai popoh. Sekitar 7 km
setelah pasar campurdarat ada pertigaan SMAN 1 Campurdarat. Di pertigaan
tersebut belok ke kiri menuju ke arah tanggunggunung. Untuk menuju
pantai sanggar ikuti terus jalan yang paling lebar hingga menemukan
pasar tanggunggunung. Dari pasar tanggunggunung masih terus hingga SMPN 1
tanggung gunung. Tepat di depan smp ada pertigaan, dan pantai berada di
arah kanan. Dari pertigaan tersebut ke arah pantai masih belasan
kilometer, jadi masih cukup jauh. Setelah menenpuh perjalanan panjang
wisatawan akan sampai di kampung terakhir yang ditandai dengan gapura
bertuliskan pantai sanggar. Setelah sampai di gapura, terus saja hingga
menemukan mushola di kanan jalan. Gang ke pantai sanggar berada di
samping mushola. Karena jalan sempit dan terjal, hanya sepeda motor yang
bisa masuk. Untuk mencapai pantai ada dua pilihan, pertama memarkir
sepeda motor di warung setelah masuk gang, yang kedua adalah membawa
sepeda motor sampai bibir pantai. Kalau cuaca cerah dan tidak habis
hujan, pengunjung bisa memarkir sepeda motor ke pantai, tetapi jalannya
cukup terjal dan sulit. Ketika tanah basah dan habis hujan, lebih
dianjurkan untuk memarkir kendaraan di warung walaupun jalan menuju
pantai masih jauh.
Pada saat perjalan ada satu motor tidak kuat untuk naik di jalan
tanjakan, akirnya para cewek-cewek yang dibonceng turun utuk jalan kaki
di jalan tanjakan tersebut. Sesudah jalan tanjakan habis maka para cewek
naik motor lagi. Pada saat jalan susah saya dan teman saya panji (satu
motor) tertinggal oleh rombongan, karena jalan yang rusak saya dan panji
pelan-pelan. Sedangkan teman-teman saya pada ngebut. Setelah itu kami
menemuan jalan bercabang yaitu arah barat dan selatan, akhirnya saya
menelpon teman saya namun di tempat tersebut tidak ada signal dan saya
harus mutar-mutar untuk mencari signal. Akhirnya telpon saya terhubung
dengan ponsel teman saya dan arah menuju pantai sanggar yaitu arah
barat. Akhirnya saya dan panji sampai pantai sanggar juga. Setelah kami
semua berkumpul akhirnya kami menikmati indahnya pantai sanggar. Pantai
sanggar mempunyai pasir yang putih, bersih, air launtnya masih biru
sungguh pantai sanggar masih alami, hal ini bisa dilihat adanya biota
laut yang bisa dilihat di pantai sanggar, pada saat itu sya melihat ada
ikan-ikan kecil dan duri babi yang ada dikarang-karang.
Selain itu pantai sanggar mempunyai karang-karang yang bagus untuk
berfoto dan juga ombak yang besar, maka dari itu tidak salah kalau
pantai sanggar disebut The Dreamland of Tulungagung. Namun sayang di
pantai sanggar belum di olah oleh pemerintah, jadi hanya di olah
seadanya oleh penduduk sekitar pantai. Pada saat kami kesana kami ketemu
oleh bapak-bapak yang sedang mencari ikan dan saya sempat
berbincang-bingcang dengan bapak tersebut, katanya kalau hari minggu ada
warga yang menjaga pintu masuk (pos sebelum masuk hutan) itu biasanya
diwajibkan bayar suka rela sebelum masuk hutan, tapi pada saat itu tidak
ada yang jaga, akirnya kami masuk dengan gratis hehehehe. Selain itu
dipantai sanggar tidak ada orang yang jualan kecuali hari minggu,
pantesan pada saat saya kesana Cuma ada 2 gubuk kecil yang sedang
kosong. Di pantai sanggar juaga belum ada kamar mandinya, karena kami
mau bermain air dan sudah membawa baju ganti akirnya kami ganti baju di
tutupi handuk oleh teman-teman perempuan lain hehheheh.
Akhirnya kami bersenang-senang di pantai sanggar, karena pada saat itu
yang datang hanya kami saja maka seperti milik pribadi. Kami disana
bermain air berfoto-foto dan masih banyak keseruan lainnya. Setelah kami
puas berseru-seruan dengan air, kami kelaparan untung saja semua sudah
dipersiapkan, jadi kita masak mie isntan bareng-bareng disana. Selama
kita masak mie kita sempatkan untuk berfoto-foto serta bercanda ria
mengingat pada waktu SMA dulu. Setelah kenyang makan akirnya kami main
air laut lagi, berjalan ke karang, berfoto-foto sampai capek. Akirnya
waktu menunjukan pukul 14.00 wib dan kami siap-siap untuk pulang. Pada
saat perjalanan pulang ada ban teman saya yang bocor, untung pada saat
itu kami sudah sampai di pemukiman warga, selagi menunggu ban teman saya
ditambak kami sholat dan istirahat di musola sebelah tempat tambal ban.
Setelah ban selesai di tambal kami melanjutkan perjalanan pulang. Saya
sampai rumah sekitar jam 16.30 wib.
Pantai sanggar merupakan pantai yang sangat indah dari pantai-pantai
yang pernah saya kunjungi, namun sangat disayangkan belum ada
pengelolahan dari pemerintah terutama pada askes jalan ke pantai
sanggar. Semoga saja pada tahun ini pantai sanggar sudah di benahi
sehingga bisa menambah para wisatawan untuk berkunjung. Selain itu
penduduk juga harus di ikut sertakan dalam pengelolahan pantai sanggar,
karena hal ini bisa meningkatkan perekonomian penduduk sekitar. Jangan
lupa juga untuk para wistawan jang buang sampah sembarangan, supaya
tidak banyak sampah dan keindahan pantai sanggar tetap terjaga.
Ela Oktaviana
/elaa
Selengkapnya...
IKUTI
Share
Share
0
0
JADIKAN FAVORIT
KOMPASIANA ADALAH MEDIA WARGA, SETIAP KONTEN DIBUAT OLEH DAN MENJADI
TANGGUNGJAWAB PENULIS.
LABEL wisata
TANGGAPI DENGAN ARTIKEL
RESPONS : 0
NILAI : 3
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Aktual
Bermanfaat
Inspiratif
Menarik
Menghibur
Tidak Menarik
Unik
muniah
Menarik
Artha Nugraha Jonar
Menarik
AAA^NhuzQ
Menarik
KOMENTAR : 5
muniah04 Mei 2016 18:56:15
siiip.....semoga tulungagung bisa seperti di daerah lain...wisata
lebih dapat perhatian khusus dari pemerintah, agar wisatawan semakin
banyak yang datang......
Balas
Artha Nugraha Jonar27 April 2016 10:40:37
ya, tinggal nunggu fotonya nih
Balas
AAA^NhuzQ27 April 2016 09:15:33
klo ditambahin gambar2nya akan lebih bagus.
Balas
Ela Oktaviana27 April 2016 09:31:53
tadi waktu upload sudah saya tampilkan, tapi kenapa g muncul
ya....
Balas
AAA^NhuzQ27 April 2016 09:39:45
diedit ulang, dan jangan lupa isian referennya diisi dokumen
pribadi / dokpri, biar nggak dihapus admin
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari
Kompasiana
Featured Article
Mengintip Konsep Pasar Tradisional ala Swiss
Dewips
14 November
Headline
1
Pentingnya Mengingat Siklus Menstruasi, Jangan Tunggu Jadi Istri!
Listhia H Rahman
27 Januari 2017
2
Membandingkan Perayaan Imlek di Perth dan Sydney
TJIPTADINATA EFFENDI
27 Januari 2017
3
Jokowi, Kaesang dan Kisah Sherlock Holmes
Yudha Pratomo
27 Januari 2017
4
Inilah Pemenang Instagram Competition Ibis Styles Petitenget Bali!
Kompasiana
28 Januari 2017
5
Ketika Patrialis Akbar Belajar pada Akil Mochtar
Pebrianov
27 Januari 2017
Nilai Tertinggi
Agus-Sylvi Memang 'Ga Nyambung-an'
Herulono Murtopo
28 Januari
Ahok Itu Teman Bu Mega, Kasih Tahu Ya
Sibenyu
28 Januari
Ahok ‘Habisi’ Oknum Nakal
Sudut Seku
28 Januari
Madrid & Barca Hilangkan Logo Salib untuk Negara Timur Tengah,
Bagaimana dengan Indonesia?
Hery Syofyan
28 Januari
Debat Kedua, Pola Masih Sama
Akhmad Rijal
28 Januari
Terpopuler
Kegagalan Tina Talisa dalam Debat Kedua Pilgub DKI
Ongky Hojanto
28 Januari
Agus-Sylvi Memang 'Ga Nyambung-an'
Herulono Murtopo
28 Januari
Pasca Debat Pilgub DKI, Agus, Ahok, Anis, dan Gadis Sufi dari Gua
Wirosableng 212
Ninoy N Karundeng
28 Januari
Misteri Kehadiran Antasari Azhar dalam Debat Paslon Cagub/Cawagub DKI
Jakarta
Edi Abdullah
28 Januari
Wah, Ternyata Ada Kontroversi Menarik dibalik OTT Patrialis Akbar
Revaputra Sugito
28 Januari
Tren di Google
Pasca Debat Pilgub DKI, Agus, Ahok, Anis, dan Gadis Sufi dari Gua
Wirosableng 212
Ninoy N Karundeng
28 Januari 2017
Ahok Itu Teman Bu Mega, Kasih Tahu Ya
Sibenyu
28 Januari 2017
Agus-Sylvi Memang 'Ga Nyambung-an'
Herulono Murtopo
28 Januari 2017
Kegagalan Tina Talisa dalam Debat Kedua Pilgub DKI
Ongky Hojanto
28 Januari 2017
Wah, Ternyata Ada Kontroversi Menarik dibalik OTT Patrialis Akbar
Revaputra Sugito
28 Januari 2017
Gres
Membaca Kehadiran Mahasiswa dalam Acara Hiburan Televisi
irsyad kamaluddin
28 Januari
Perempuan dalam Film "Star Wars"
Farris Iskandar
28 Januari
Dari Wamen Menjadi Supir, From Zero to Hero
Norman Lianto
27 Januari
Lama Jam Belajar, Tak Menjamin Siswa Indonesia Berprestasi
Intanfd
27 Januari
Indonesia Itu Kaya Akan Budaya, Anda Yakin?
Rivqi Noerchollies
27 Januari
SOCIAL STREAM
Kompasiana
Museum sebagai tempat yang kurang menarik untuk dikunjungi menjadi
tantangan tersendiri bagi BPK. Museum ini dikemas dengan sentuhan modern
agar lebih banyak pengunjung yang tertarik untuk...
6 h
Kompasiana
Sesepi-sepinya pengunjung, tercatat 700 orang. Sedang maksimal mencapai
1.000 orang yang datang dari berbagai kalangan.
7 h
Kompasiana
1
Tidak ada pembacaan puisi, bentrok dengan aparat, bahkan tak terlihat
bendera-bendera merah dalam film “Istirahatlah Kata-kata”, tapi saya
pribadi dapat merasakan heroismenya bahkan tanpa...
8 h
Kompasiana
Alat ini mungkin bisa menjadi solusi untuk mengurangi kasus orang
hilang. Alat ini tak hanya bermanfaat untuk orang-orang yang menderita
penyakit gangguan ingatan, tetapi juga untuk orang-orang...
8 h
Kompasiana
Close Ads X
Tentang Kompasiana Syarat & Ketentuan Bantuan
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/elaa/pantai-sanggar-the-dreamland-of-tulungagung-pantai-yang-masih-alami_57201f0a307a611805388d9f
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/elaa/pantai-sanggar-the-dreamland-of-tulungagung-pantai-yang-masih-alami_57201f0a307a611805388d9f
Pantai Sanggar: The
Dreamland of Tulungagung (Pantai yang Masih Alami)
27 April 2016 09:08:24 Diperbarui: 27 April 2016 09:38:29 Dibaca : 1,399
Komentar : 5 Nilai : 3 Durasi Baca : 4 menit
Sebagai sebuah kabupaten yang berbatasan dengan Samudera Indonesia,
Tulungagung memiliki banyak pantai yang potensial untuk dikembangkan
sebaga tempat wisata, salah satuya yaitu pantai sanggar terletak di Desa
Jengglungharjo Kecamatan Tanggunggunung Kabupaten Tulungagung Propinsi
Jawa Timur. Lokasi pantai tersebut berjarak 30 km atau sekitar 1 jam 45
menit dari pusat Tulungagung. Pantai sanggar juga disebut sebagai The
Dreamland of Tulungagung. Letak pantai sanggar berdekatan dengan pantai
sine, jarak pantai sanggar ke pantai sine kira-kira 3 km (jarak
lurus/udara). Pantai sine terletak disebelah timur pantai sanggar,
sedangakan sebelaah barat pantai sanggar yaitu pantai pathok gebang.
Pantai pathok gebang mempunyai fenomena yang menarik yaitu ketika air
laut pasang, kita bisa melihat ombak yg menabrak karang dan menjulang
tinggi hingga mencapai 15-20 meter. Di antara pantai Sine dan Sanggar
ada sebuah Pantai yaitu Pantai Ngalur. Pantai Ngalur jaraknya lebih
dekat dengan Sine, yaitu hanya sekitar 2,5 km saja. Jika Area Wisata
Sine - Ngalur - Sanggar dan Pathok Gebang dibuka, maka akan menjadi
primadona baru pecinta wisata di Jawa Timur maupun wisatawan
domestik/nasional.
Tepatnya pada hari sabtu bulan juni 2014 saya dan teman-teman pergi ke
pantai sanggar, kami kira-kira 32 0rang (teman satu kelas waktu SMA)
berangkat dari rumah sekitar pukul 07.00 wib. Kami sampai pantai sanggar
sekitar jam 10.00 wib, karena kita sempat tersesat. Jalur di pantai
sanggar pada saat itu tidak ada petunjuk arah maka dari itu kami
tersesat. Sebelum sampai di pantai sanggar kita melewati hutan sekitar
45 menitan. Jalan arah menuju hutan pada saat itu masih macadam,
sedangkan waktu masuk hutan jalanya masih tanah. Jalan yang dilalui
hanya cukup untuk satu motor saja.
Untuk jalan menuju pantai sanggar hampir sama seperti pantai-pantai
lainnya di kecamatan tanggunggunung, yaitu dari arah pusat kota
tulungagung menuju kecamatan campurdarat. Sesampainya di pertigaan pasar
campurdarat belok ke kiri menuju arah pantai popoh. Sekitar 7 km
setelah pasar campurdarat ada pertigaan SMAN 1 Campurdarat. Di pertigaan
tersebut belok ke kiri menuju ke arah tanggunggunung. Untuk menuju
pantai sanggar ikuti terus jalan yang paling lebar hingga menemukan
pasar tanggunggunung. Dari pasar tanggunggunung masih terus hingga SMPN 1
tanggung gunung. Tepat di depan smp ada pertigaan, dan pantai berada di
arah kanan. Dari pertigaan tersebut ke arah pantai masih belasan
kilometer, jadi masih cukup jauh. Setelah menenpuh perjalanan panjang
wisatawan akan sampai di kampung terakhir yang ditandai dengan gapura
bertuliskan pantai sanggar. Setelah sampai di gapura, terus saja hingga
menemukan mushola di kanan jalan. Gang ke pantai sanggar berada di
samping mushola. Karena jalan sempit dan terjal, hanya sepeda motor yang
bisa masuk. Untuk mencapai pantai ada dua pilihan, pertama memarkir
sepeda motor di warung setelah masuk gang, yang kedua adalah membawa
sepeda motor sampai bibir pantai. Kalau cuaca cerah dan tidak habis
hujan, pengunjung bisa memarkir sepeda motor ke pantai, tetapi jalannya
cukup terjal dan sulit. Ketika tanah basah dan habis hujan, lebih
dianjurkan untuk memarkir kendaraan di warung walaupun jalan menuju
pantai masih jauh.
Pada saat perjalan ada satu motor tidak kuat untuk naik di jalan
tanjakan, akirnya para cewek-cewek yang dibonceng turun utuk jalan kaki
di jalan tanjakan tersebut. Sesudah jalan tanjakan habis maka para cewek
naik motor lagi. Pada saat jalan susah saya dan teman saya panji (satu
motor) tertinggal oleh rombongan, karena jalan yang rusak saya dan panji
pelan-pelan. Sedangkan teman-teman saya pada ngebut. Setelah itu kami
menemuan jalan bercabang yaitu arah barat dan selatan, akhirnya saya
menelpon teman saya namun di tempat tersebut tidak ada signal dan saya
harus mutar-mutar untuk mencari signal. Akhirnya telpon saya terhubung
dengan ponsel teman saya dan arah menuju pantai sanggar yaitu arah
barat. Akhirnya saya dan panji sampai pantai sanggar juga. Setelah kami
semua berkumpul akhirnya kami menikmati indahnya pantai sanggar. Pantai
sanggar mempunyai pasir yang putih, bersih, air launtnya masih biru
sungguh pantai sanggar masih alami, hal ini bisa dilihat adanya biota
laut yang bisa dilihat di pantai sanggar, pada saat itu sya melihat ada
ikan-ikan kecil dan duri babi yang ada dikarang-karang.
Selain itu pantai sanggar mempunyai karang-karang yang bagus untuk
berfoto dan juga ombak yang besar, maka dari itu tidak salah kalau
pantai sanggar disebut The Dreamland of Tulungagung. Namun sayang di
pantai sanggar belum di olah oleh pemerintah, jadi hanya di olah
seadanya oleh penduduk sekitar pantai. Pada saat kami kesana kami ketemu
oleh bapak-bapak yang sedang mencari ikan dan saya sempat
berbincang-bingcang dengan bapak tersebut, katanya kalau hari minggu ada
warga yang menjaga pintu masuk (pos sebelum masuk hutan) itu biasanya
diwajibkan bayar suka rela sebelum masuk hutan, tapi pada saat itu tidak
ada yang jaga, akirnya kami masuk dengan gratis hehehehe. Selain itu
dipantai sanggar tidak ada orang yang jualan kecuali hari minggu,
pantesan pada saat saya kesana Cuma ada 2 gubuk kecil yang sedang
kosong. Di pantai sanggar juaga belum ada kamar mandinya, karena kami
mau bermain air dan sudah membawa baju ganti akirnya kami ganti baju di
tutupi handuk oleh teman-teman perempuan lain hehheheh.
Akhirnya kami bersenang-senang di pantai sanggar, karena pada saat itu
yang datang hanya kami saja maka seperti milik pribadi. Kami disana
bermain air berfoto-foto dan masih banyak keseruan lainnya. Setelah kami
puas berseru-seruan dengan air, kami kelaparan untung saja semua sudah
dipersiapkan, jadi kita masak mie isntan bareng-bareng disana. Selama
kita masak mie kita sempatkan untuk berfoto-foto serta bercanda ria
mengingat pada waktu SMA dulu. Setelah kenyang makan akirnya kami main
air laut lagi, berjalan ke karang, berfoto-foto sampai capek. Akirnya
waktu menunjukan pukul 14.00 wib dan kami siap-siap untuk pulang. Pada
saat perjalanan pulang ada ban teman saya yang bocor, untung pada saat
itu kami sudah sampai di pemukiman warga, selagi menunggu ban teman saya
ditambak kami sholat dan istirahat di musola sebelah tempat tambal ban.
Setelah ban selesai di tambal kami melanjutkan perjalanan pulang. Saya
sampai rumah sekitar jam 16.30 wib.
Pantai sanggar merupakan pantai yang sangat indah dari pantai-pantai
yang pernah saya kunjungi, namun sangat disayangkan belum ada
pengelolahan dari pemerintah terutama pada askes jalan ke pantai
sanggar. Semoga saja pada tahun ini pantai sanggar sudah di benahi
sehingga bisa menambah para wisatawan untuk berkunjung. Selain itu
penduduk juga harus di ikut sertakan dalam pengelolahan pantai sanggar,
karena hal ini bisa meningkatkan perekonomian penduduk sekitar. Jangan
lupa juga untuk para wistawan jang buang sampah sembarangan, supaya
tidak banyak sampah dan keindahan pantai sanggar tetap terjaga.
Ela Oktaviana
/elaa
Selengkapnya...
IKUTI
Share
Share
0
0
JADIKAN FAVORIT
KOMPASIANA ADALAH MEDIA WARGA, SETIAP KONTEN DIBUAT OLEH DAN MENJADI
TANGGUNGJAWAB PENULIS.
LABEL wisata
TANGGAPI DENGAN ARTIKEL
RESPONS : 0
NILAI : 3
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Aktual
Bermanfaat
Inspiratif
Menarik
Menghibur
Tidak Menarik
Unik
muniah
Menarik
Artha Nugraha Jonar
Menarik
AAA^NhuzQ
Menarik
KOMENTAR : 5
muniah04 Mei 2016 18:56:15
siiip.....semoga tulungagung bisa seperti di daerah lain...wisata
lebih dapat perhatian khusus dari pemerintah, agar wisatawan semakin
banyak yang datang......
Balas
Artha Nugraha Jonar27 April 2016 10:40:37
ya, tinggal nunggu fotonya nih
Balas
AAA^NhuzQ27 April 2016 09:15:33
klo ditambahin gambar2nya akan lebih bagus.
Balas
Ela Oktaviana27 April 2016 09:31:53
tadi waktu upload sudah saya tampilkan, tapi kenapa g muncul
ya....
Balas
AAA^NhuzQ27 April 2016 09:39:45
diedit ulang, dan jangan lupa isian referennya diisi dokumen
pribadi / dokpri, biar nggak dihapus admin
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari
Kompasiana
Featured Article
Mengintip Konsep Pasar Tradisional ala Swiss
Dewips
14 November
Headline
1
Pentingnya Mengingat Siklus Menstruasi, Jangan Tunggu Jadi Istri!
Listhia H Rahman
27 Januari 2017
2
Membandingkan Perayaan Imlek di Perth dan Sydney
TJIPTADINATA EFFENDI
27 Januari 2017
3
Jokowi, Kaesang dan Kisah Sherlock Holmes
Yudha Pratomo
27 Januari 2017
4
Inilah Pemenang Instagram Competition Ibis Styles Petitenget Bali!
Kompasiana
28 Januari 2017
5
Ketika Patrialis Akbar Belajar pada Akil Mochtar
Pebrianov
27 Januari 2017
Nilai Tertinggi
Agus-Sylvi Memang 'Ga Nyambung-an'
Herulono Murtopo
28 Januari
Ahok Itu Teman Bu Mega, Kasih Tahu Ya
Sibenyu
28 Januari
Ahok ‘Habisi’ Oknum Nakal
Sudut Seku
28 Januari
Madrid & Barca Hilangkan Logo Salib untuk Negara Timur Tengah,
Bagaimana dengan Indonesia?
Hery Syofyan
28 Januari
Debat Kedua, Pola Masih Sama
Akhmad Rijal
28 Januari
Terpopuler
Kegagalan Tina Talisa dalam Debat Kedua Pilgub DKI
Ongky Hojanto
28 Januari
Agus-Sylvi Memang 'Ga Nyambung-an'
Herulono Murtopo
28 Januari
Pasca Debat Pilgub DKI, Agus, Ahok, Anis, dan Gadis Sufi dari Gua
Wirosableng 212
Ninoy N Karundeng
28 Januari
Misteri Kehadiran Antasari Azhar dalam Debat Paslon Cagub/Cawagub DKI
Jakarta
Edi Abdullah
28 Januari
Wah, Ternyata Ada Kontroversi Menarik dibalik OTT Patrialis Akbar
Revaputra Sugito
28 Januari
Tren di Google
Pasca Debat Pilgub DKI, Agus, Ahok, Anis, dan Gadis Sufi dari Gua
Wirosableng 212
Ninoy N Karundeng
28 Januari 2017
Ahok Itu Teman Bu Mega, Kasih Tahu Ya
Sibenyu
28 Januari 2017
Agus-Sylvi Memang 'Ga Nyambung-an'
Herulono Murtopo
28 Januari 2017
Kegagalan Tina Talisa dalam Debat Kedua Pilgub DKI
Ongky Hojanto
28 Januari 2017
Wah, Ternyata Ada Kontroversi Menarik dibalik OTT Patrialis Akbar
Revaputra Sugito
28 Januari 2017
Gres
Membaca Kehadiran Mahasiswa dalam Acara Hiburan Televisi
irsyad kamaluddin
28 Januari
Perempuan dalam Film "Star Wars"
Farris Iskandar
28 Januari
Dari Wamen Menjadi Supir, From Zero to Hero
Norman Lianto
27 Januari
Lama Jam Belajar, Tak Menjamin Siswa Indonesia Berprestasi
Intanfd
27 Januari
Indonesia Itu Kaya Akan Budaya, Anda Yakin?
Rivqi Noerchollies
27 Januari
SOCIAL STREAM
Kompasiana
Museum sebagai tempat yang kurang menarik untuk dikunjungi menjadi
tantangan tersendiri bagi BPK. Museum ini dikemas dengan sentuhan modern
agar lebih banyak pengunjung yang tertarik untuk...
6 h
Kompasiana
Sesepi-sepinya pengunjung, tercatat 700 orang. Sedang maksimal mencapai
1.000 orang yang datang dari berbagai kalangan.
7 h
Kompasiana
1
Tidak ada pembacaan puisi, bentrok dengan aparat, bahkan tak terlihat
bendera-bendera merah dalam film “Istirahatlah Kata-kata”, tapi saya
pribadi dapat merasakan heroismenya bahkan tanpa...
8 h
Kompasiana
Alat ini mungkin bisa menjadi solusi untuk mengurangi kasus orang
hilang. Alat ini tak hanya bermanfaat untuk orang-orang yang menderita
penyakit gangguan ingatan, tetapi juga untuk orang-orang...
8 h
Kompasiana
Close Ads X
Tentang Kompasiana Syarat & Ketentuan Bantuan
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/elaa/pantai-sanggar-the-dreamland-of-tulungagung-pantai-yang-masih-alami_57201f0a307a611805388d9f
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/elaa/pantai-sanggar-the-dreamland-of-tulungagung-pantai-yang-masih-alami_57201f0a307a611805388d9f
Pantai Sanggar: The
Dreamland of Tulungagung (Pantai yang Masih Alami)
27 April 2016 09:08:24 Diperbarui: 27 April 2016 09:38:29 Dibaca : 1,399
Komentar : 5 Nilai : 3 Durasi Baca : 4 menit
Sebagai sebuah kabupaten yang berbatasan dengan Samudera Indonesia,
Tulungagung memiliki banyak pantai yang potensial untuk dikembangkan
sebaga tempat wisata, salah satuya yaitu pantai sanggar terletak di Desa
Jengglungharjo Kecamatan Tanggunggunung Kabupaten Tulungagung Propinsi
Jawa Timur. Lokasi pantai tersebut berjarak 30 km atau sekitar 1 jam 45
menit dari pusat Tulungagung. Pantai sanggar juga disebut sebagai The
Dreamland of Tulungagung. Letak pantai sanggar berdekatan dengan pantai
sine, jarak pantai sanggar ke pantai sine kira-kira 3 km (jarak
lurus/udara). Pantai sine terletak disebelah timur pantai sanggar,
sedangakan sebelaah barat pantai sanggar yaitu pantai pathok gebang.
Pantai pathok gebang mempunyai fenomena yang menarik yaitu ketika air
laut pasang, kita bisa melihat ombak yg menabrak karang dan menjulang
tinggi hingga mencapai 15-20 meter. Di antara pantai Sine dan Sanggar
ada sebuah Pantai yaitu Pantai Ngalur. Pantai Ngalur jaraknya lebih
dekat dengan Sine, yaitu hanya sekitar 2,5 km saja. Jika Area Wisata
Sine - Ngalur - Sanggar dan Pathok Gebang dibuka, maka akan menjadi
primadona baru pecinta wisata di Jawa Timur maupun wisatawan
domestik/nasional.
Tepatnya pada hari sabtu bulan juni 2014 saya dan teman-teman pergi ke
pantai sanggar, kami kira-kira 32 0rang (teman satu kelas waktu SMA)
berangkat dari rumah sekitar pukul 07.00 wib. Kami sampai pantai sanggar
sekitar jam 10.00 wib, karena kita sempat tersesat. Jalur di pantai
sanggar pada saat itu tidak ada petunjuk arah maka dari itu kami
tersesat. Sebelum sampai di pantai sanggar kita melewati hutan sekitar
45 menitan. Jalan arah menuju hutan pada saat itu masih macadam,
sedangkan waktu masuk hutan jalanya masih tanah. Jalan yang dilalui
hanya cukup untuk satu motor saja.
Untuk jalan menuju pantai sanggar hampir sama seperti pantai-pantai
lainnya di kecamatan tanggunggunung, yaitu dari arah pusat kota
tulungagung menuju kecamatan campurdarat. Sesampainya di pertigaan pasar
campurdarat belok ke kiri menuju arah pantai popoh. Sekitar 7 km
setelah pasar campurdarat ada pertigaan SMAN 1 Campurdarat. Di pertigaan
tersebut belok ke kiri menuju ke arah tanggunggunung. Untuk menuju
pantai sanggar ikuti terus jalan yang paling lebar hingga menemukan
pasar tanggunggunung. Dari pasar tanggunggunung masih terus hingga SMPN 1
tanggung gunung. Tepat di depan smp ada pertigaan, dan pantai berada di
arah kanan. Dari pertigaan tersebut ke arah pantai masih belasan
kilometer, jadi masih cukup jauh. Setelah menenpuh perjalanan panjang
wisatawan akan sampai di kampung terakhir yang ditandai dengan gapura
bertuliskan pantai sanggar. Setelah sampai di gapura, terus saja hingga
menemukan mushola di kanan jalan. Gang ke pantai sanggar berada di
samping mushola. Karena jalan sempit dan terjal, hanya sepeda motor yang
bisa masuk. Untuk mencapai pantai ada dua pilihan, pertama memarkir
sepeda motor di warung setelah masuk gang, yang kedua adalah membawa
sepeda motor sampai bibir pantai. Kalau cuaca cerah dan tidak habis
hujan, pengunjung bisa memarkir sepeda motor ke pantai, tetapi jalannya
cukup terjal dan sulit. Ketika tanah basah dan habis hujan, lebih
dianjurkan untuk memarkir kendaraan di warung walaupun jalan menuju
pantai masih jauh.
Pada saat perjalan ada satu motor tidak kuat untuk naik di jalan
tanjakan, akirnya para cewek-cewek yang dibonceng turun utuk jalan kaki
di jalan tanjakan tersebut. Sesudah jalan tanjakan habis maka para cewek
naik motor lagi. Pada saat jalan susah saya dan teman saya panji (satu
motor) tertinggal oleh rombongan, karena jalan yang rusak saya dan panji
pelan-pelan. Sedangkan teman-teman saya pada ngebut. Setelah itu kami
menemuan jalan bercabang yaitu arah barat dan selatan, akhirnya saya
menelpon teman saya namun di tempat tersebut tidak ada signal dan saya
harus mutar-mutar untuk mencari signal. Akhirnya telpon saya terhubung
dengan ponsel teman saya dan arah menuju pantai sanggar yaitu arah
barat. Akhirnya saya dan panji sampai pantai sanggar juga. Setelah kami
semua berkumpul akhirnya kami menikmati indahnya pantai sanggar. Pantai
sanggar mempunyai pasir yang putih, bersih, air launtnya masih biru
sungguh pantai sanggar masih alami, hal ini bisa dilihat adanya biota
laut yang bisa dilihat di pantai sanggar, pada saat itu sya melihat ada
ikan-ikan kecil dan duri babi yang ada dikarang-karang.
Selain itu pantai sanggar mempunyai karang-karang yang bagus untuk
berfoto dan juga ombak yang besar, maka dari itu tidak salah kalau
pantai sanggar disebut The Dreamland of Tulungagung. Namun sayang di
pantai sanggar belum di olah oleh pemerintah, jadi hanya di olah
seadanya oleh penduduk sekitar pantai. Pada saat kami kesana kami ketemu
oleh bapak-bapak yang sedang mencari ikan dan saya sempat
berbincang-bingcang dengan bapak tersebut, katanya kalau hari minggu ada
warga yang menjaga pintu masuk (pos sebelum masuk hutan) itu biasanya
diwajibkan bayar suka rela sebelum masuk hutan, tapi pada saat itu tidak
ada yang jaga, akirnya kami masuk dengan gratis hehehehe. Selain itu
dipantai sanggar tidak ada orang yang jualan kecuali hari minggu,
pantesan pada saat saya kesana Cuma ada 2 gubuk kecil yang sedang
kosong. Di pantai sanggar juaga belum ada kamar mandinya, karena kami
mau bermain air dan sudah membawa baju ganti akirnya kami ganti baju di
tutupi handuk oleh teman-teman perempuan lain hehheheh.
Akhirnya kami bersenang-senang di pantai sanggar, karena pada saat itu
yang datang hanya kami saja maka seperti milik pribadi. Kami disana
bermain air berfoto-foto dan masih banyak keseruan lainnya. Setelah kami
puas berseru-seruan dengan air, kami kelaparan untung saja semua sudah
dipersiapkan, jadi kita masak mie isntan bareng-bareng disana. Selama
kita masak mie kita sempatkan untuk berfoto-foto serta bercanda ria
mengingat pada waktu SMA dulu. Setelah kenyang makan akirnya kami main
air laut lagi, berjalan ke karang, berfoto-foto sampai capek. Akirnya
waktu menunjukan pukul 14.00 wib dan kami siap-siap untuk pulang. Pada
saat perjalanan pulang ada ban teman saya yang bocor, untung pada saat
itu kami sudah sampai di pemukiman warga, selagi menunggu ban teman saya
ditambak kami sholat dan istirahat di musola sebelah tempat tambal ban.
Setelah ban selesai di tambal kami melanjutkan perjalanan pulang. Saya
sampai rumah sekitar jam 16.30 wib.
Pantai sanggar merupakan pantai yang sangat indah dari pantai-pantai
yang pernah saya kunjungi, namun sangat disayangkan belum ada
pengelolahan dari pemerintah terutama pada askes jalan ke pantai
sanggar. Semoga saja pada tahun ini pantai sanggar sudah di benahi
sehingga bisa menambah para wisatawan untuk berkunjung. Selain itu
penduduk juga harus di ikut sertakan dalam pengelolahan pantai sanggar,
karena hal ini bisa meningkatkan perekonomian penduduk sekitar. Jangan
lupa juga untuk para wistawan jang buang sampah sembarangan, supaya
tidak banyak sampah dan keindahan pantai sanggar tetap terjaga.
Ela Oktaviana
/elaa
Selengkapnya...
IKUTI
Share
Share
0
0
JADIKAN FAVORIT
KOMPASIANA ADALAH MEDIA WARGA, SETIAP KONTEN DIBUAT OLEH DAN MENJADI
TANGGUNGJAWAB PENULIS.
LABEL wisata
TANGGAPI DENGAN ARTIKEL
RESPONS : 0
NILAI : 3
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Aktual
Bermanfaat
Inspiratif
Menarik
Menghibur
Tidak Menarik
Unik
muniah
Menarik
Artha Nugraha Jonar
Menarik
AAA^NhuzQ
Menarik
KOMENTAR : 5
muniah04 Mei 2016 18:56:15
siiip.....semoga tulungagung bisa seperti di daerah lain...wisata
lebih dapat perhatian khusus dari pemerintah, agar wisatawan semakin
banyak yang datang......
Balas
Artha Nugraha Jonar27 April 2016 10:40:37
ya, tinggal nunggu fotonya nih
Balas
AAA^NhuzQ27 April 2016 09:15:33
klo ditambahin gambar2nya akan lebih bagus.
Balas
Ela Oktaviana27 April 2016 09:31:53
tadi waktu upload sudah saya tampilkan, tapi kenapa g muncul
ya....
Balas
AAA^NhuzQ27 April 2016 09:39:45
diedit ulang, dan jangan lupa isian referennya diisi dokumen
pribadi / dokpri, biar nggak dihapus admin
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari
Kompasiana
Featured Article
Mengintip Konsep Pasar Tradisional ala Swiss
Dewips
14 November
Headline
1
Pentingnya Mengingat Siklus Menstruasi, Jangan Tunggu Jadi Istri!
Listhia H Rahman
27 Januari 2017
2
Membandingkan Perayaan Imlek di Perth dan Sydney
TJIPTADINATA EFFENDI
27 Januari 2017
3
Jokowi, Kaesang dan Kisah Sherlock Holmes
Yudha Pratomo
27 Januari 2017
4
Inilah Pemenang Instagram Competition Ibis Styles Petitenget Bali!
Kompasiana
28 Januari 2017
5
Ketika Patrialis Akbar Belajar pada Akil Mochtar
Pebrianov
27 Januari 2017
Nilai Tertinggi
Agus-Sylvi Memang 'Ga Nyambung-an'
Herulono Murtopo
28 Januari
Ahok Itu Teman Bu Mega, Kasih Tahu Ya
Sibenyu
28 Januari
Ahok ‘Habisi’ Oknum Nakal
Sudut Seku
28 Januari
Madrid & Barca Hilangkan Logo Salib untuk Negara Timur Tengah,
Bagaimana dengan Indonesia?
Hery Syofyan
28 Januari
Debat Kedua, Pola Masih Sama
Akhmad Rijal
28 Januari
Terpopuler
Kegagalan Tina Talisa dalam Debat Kedua Pilgub DKI
Ongky Hojanto
28 Januari
Agus-Sylvi Memang 'Ga Nyambung-an'
Herulono Murtopo
28 Januari
Pasca Debat Pilgub DKI, Agus, Ahok, Anis, dan Gadis Sufi dari Gua
Wirosableng 212
Ninoy N Karundeng
28 Januari
Misteri Kehadiran Antasari Azhar dalam Debat Paslon Cagub/Cawagub DKI
Jakarta
Edi Abdullah
28 Januari
Wah, Ternyata Ada Kontroversi Menarik dibalik OTT Patrialis Akbar
Revaputra Sugito
28 Januari
Tren di Google
Pasca Debat Pilgub DKI, Agus, Ahok, Anis, dan Gadis Sufi dari Gua
Wirosableng 212
Ninoy N Karundeng
28 Januari 2017
Ahok Itu Teman Bu Mega, Kasih Tahu Ya
Sibenyu
28 Januari 2017
Agus-Sylvi Memang 'Ga Nyambung-an'
Herulono Murtopo
28 Januari 2017
Kegagalan Tina Talisa dalam Debat Kedua Pilgub DKI
Ongky Hojanto
28 Januari 2017
Wah, Ternyata Ada Kontroversi Menarik dibalik OTT Patrialis Akbar
Revaputra Sugito
28 Januari 2017
Gres
Membaca Kehadiran Mahasiswa dalam Acara Hiburan Televisi
irsyad kamaluddin
28 Januari
Perempuan dalam Film "Star Wars"
Farris Iskandar
28 Januari
Dari Wamen Menjadi Supir, From Zero to Hero
Norman Lianto
27 Januari
Lama Jam Belajar, Tak Menjamin Siswa Indonesia Berprestasi
Intanfd
27 Januari
Indonesia Itu Kaya Akan Budaya, Anda Yakin?
Rivqi Noerchollies
27 Januari
SOCIAL STREAM
Kompasiana
Museum sebagai tempat yang kurang menarik untuk dikunjungi menjadi
tantangan tersendiri bagi BPK. Museum ini dikemas dengan sentuhan modern
agar lebih banyak pengunjung yang tertarik untuk...
6 h
Kompasiana
Sesepi-sepinya pengunjung, tercatat 700 orang. Sedang maksimal mencapai
1.000 orang yang datang dari berbagai kalangan.
7 h
Kompasiana
1
Tidak ada pembacaan puisi, bentrok dengan aparat, bahkan tak terlihat
bendera-bendera merah dalam film “Istirahatlah Kata-kata”, tapi saya
pribadi dapat merasakan heroismenya bahkan tanpa...
8 h
Kompasiana
Alat ini mungkin bisa menjadi solusi untuk mengurangi kasus orang
hilang. Alat ini tak hanya bermanfaat untuk orang-orang yang menderita
penyakit gangguan ingatan, tetapi juga untuk orang-orang...
8 h
Kompasiana
Close Ads X
Tentang Kompasiana Syarat & Ketentuan Bantuan
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/elaa/pantai-sanggar-the-dreamland-of-tulungagung-pantai-yang-masih-alami_57201f0a307a611805388d9f
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/elaa/pantai-sanggar-the-dreamland-of-tulungagung-pantai-yang-masih-alami_57201f0a307a611805388d9f
1 Response to "Kedung Tumpang, Angel's Billabongnya Jawa Timur Ada di Kabupaten Tulungagung"
Indah mbak jadi kepengen
Oh ya kunjungi balik mbak
Http://www.setioko.web.id
Post a Comment