Recent Posts

    Wisata Bukit Jomblo Yang Hanya Kenangan

    Wisata Bukit Jomblo Yang Hanya Kenangan



    Walaupun masih terbilang wisata baru, namun Bukit Jomblo ini sudah ramai dikunjungi para anak muda Tulungagung dan sekitarnya.
    Lokasi bukit jomblo yang terletak di ketinggian, bisa melihat panorama alam disekitarnya yang menenangkan dan menyegarkan mata. Yang menjadikan bukit jomblo ini cepat viral di media sosial adalah adanya spot foto berupa sangkar burung dengan ukuran raksasa.
    Jadi para pengunjung bisa berfoto didalam sangkar burung tersebut. Dengan background pegunungan yang diselimuti pepohonan jati hijau, tentu akan menciptakan foto yang menawan.
    Sayang usia wisata Bukit Jomblo yang berada di Hutan Perhutani dan masuk wilayah Pakisrejo kecamatan Tanggunggunung itu tak bertahan lama. Bukit Jomblo menjadi "rebutan" pengelolaan yang membuat lokasi wisata itu ditutup. 
    "Kita ini belum minta dan dapat apa-apa. Padahal ini lahan milik Perhutani, nah kita ingin ada perjanjian kerja sama (PKS), sudah 3 kali sanggup ke KPH Blitar, namun selalu ngeles," kata Yusmanto KRPH setempat. 
    Yusmanto mengaku kedepan pengelolaan wisata itu akan langsung digarap desa melalui Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes. Dirinya mempersilakan pengelola lama yaitu Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) mengambil barang atau aset yang telah di bangun sebelumnya. 
    "Kita persilakan, barang di bawa dan di bongkar, kita malah enak kedepan akan bersama desa mengelola tempat ini lagi," tambahnya. 
    Menurutnya, dirinya dan Perhutani tidak ada masalah dengan pengelola dahulu, namun pengelola justru bermasalah dengan desa setempat. 
    Ketua pengelola (Pokdarwis) bukit Jomblo, Ansori atau Aan saat ditemui dirumahnya tidak ketemu, demikian juga kepala desa Pakisrejo sedang sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit. 
    "Intinya begini, itu dibubarkan oleh pengelola karena semua pihak minta bagian. Desa minta sekian persen, Perhutani minta sekian persen, nah itu untuk saat ini belum mungkin," kata Ota (inisial). 
    Masih menurut Ota, bukit jomblo hingga saat ini masih ramai jika hari sabtu dan minggu serta hari libur, untuk hari yang lain masih sepi. 
    "Sehari kadang hanya bagian 9000 rupiah, Sabtu, minggu dan liburan dapat lumayan namun kan masih untuk menutup hari lain yang sepi itu agar dapat bertahan. Namun rupanya pihak lain tidak sabar dan terburu minta bagian," tambahnya. 
    Memberikan bagian ke pihak Perhutani dan desa menurut Ota bisa saja dilakukan, tapi harus meningkatkan harga parkir dan tiket masuk. 
    "Selama ini baru biaya parkir saja, nah mereka keburu minta bagian dan itu bisa dilakukan jika menarik tiket masuk, untuk saat ini itu belum memungkinkan, akhirnya pengelola memilih mundur," kata Ota. 
    Akhirnya persoalan tidak selesai, pengelola merusak semua fasilitas termasuk fasilitas yang paling hits menarik perhatian pengunjung yaitu sarang burung raksasa atau icon bukit Jomblo. 

    0 Response to "Wisata Bukit Jomblo Yang Hanya Kenangan"

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel